Harga minyak dunia melemah pada awal perdagangan di Jumat (30/5). Hal ini terjadi menyusul ketidakpastian kebijakan tarif serta menjelang pertemuan penting Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+).
Dilansir dari Reuters, harga minyak Brent turun 0,41% ke US$63,89 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,44% menjadi US$60,67 per barel.
Baca Juga: Transisi Kepemimpinan CPOPC Tandai Era Baru Keberlanjutan dan Diplomasi Global Minyak Sawit
Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengembalikan tarif perdagangan yang sebelumnya dibatalkan oleh pengadilan dagang. Investor pun cenderung berhati-hati menyikapi perkembangan tersebut.
Sementara itu, pasar minyak juga menantikan pertemuan dari OPEC+ di Sabtu. Pertemuan tersebut diperkirakan akan membahas potensi kenaikan produksi minyak pada bulan Juli.
Beberapa analis memperkirakan peningkatan pasokan bisa melebihi 411.000 barel per hari, seiring permintaan global yang terus bergerak dinamis.
Namun, Kazakhstan dilaporkan menatik ketegangan internal dengan menolak memangkas produksinya, meski negara tersebut diketahui telah memproduksi di atas batas yang disepakati dalam beberapa bulan terakhir.
“Panggung telah disiapkan untuk potensi kenaikan produksi yang lebih besar,” kata Kepala Riset Komoditas dan Karbon Westpac, Robert Rennie.
Baca Juga: Sorot Kemandirian Energi RI, Bahlil Prihatin dengan Penurunan Drastis Lifting Minyak
Menteri Energi Kazakhstan dikabarkan telah menyatakan bahwa kontribusi negaranya terhadap produksi minyak global kurang dari 2%. Ia juga menyebut bahwa harga minyak dalam kisaran US$70–US$75 per barel ideal bagi semua negara produsen.