JAKARTA,quickq收费 DISWAY.ID--Sektor pertanian Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia diproyeksi menyentuh angka 34,6 juta ton, tumbuh 4,8 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya. Dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian pada Senin 12 Mei 2025 menyebutkan bahwa peningkatan jumlah ini menempatkan Indonesia di atas negara-negara ASEAN lainnya dalam produksi beras. 

BACA JUGA:Detik-detik Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut Versi Kadispenad: Sudah Dinyatakan Aman, Tiba-tiba Meledak 
BACA JUGA:KPK Catat 11.114 Penyelenggara Negara Masih Belum Laporkan LHKPN 
Di bawah Indonesia, Vietnam menempati urutan kedua dengan produksi beras sebesar 26,5 juta ton, disusul oleh Thailand dengan 20,1 juta ton, Filipina 12 juta ton, Kamboja 7,337 juta ton, Laos 1,8 juta ton, dan Malaysia 1,750 juta ton (laporan USDA musim tanam 2024/2025). Lonjakan produksi beras tahun ini berhasil membalikkan kondisi Indonesia yang sebelumnya sempat melakukan impor. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran dan tekanan pada Thailand yang merupakan eksportir unggulan di kawasan. Pada kuartal I 2025, volume ekspor Thailand merosot tajam hingga 30 persen. BACA JUGA:BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Ribuan Umat Buddha di Hari Waisak 2025 BACA JUGA:Jumlah Korban Ledakan Amunisi di Garut Berjumlah 13 Orang, Ini Daftarnya Tingginya produksi ini juga diimbangi dengan upaya pemerintah yang secara aktif menyerap gabah petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan. Upaya ini dilakukan guna memastikan hasil panen terserap secara optimal dan petani memperoleh pendapatan yang menguntungkan. Berdasarkan data serapan oleh Bulog pada Minggu 11 Mei 2025 pukul 16:51 WIB, tercatat total realisasi serapan gabah setara beras di tahun 2025 sebanyak 2.052.541 ton. Jumlah serapan selama Januari-Mei merupakan capaian luar biasa dan tertinggi sepanjang 58 tahun berdirinya Bulog. BACA JUGA:TNI AD Investigasi Penyebab Ledakan Amunisi di Garut |